KEUNIKAN ILMU PERBINTANGAN TIONGKOK KUNO


astronomi bulanIlmu perbintangan atau ilmu astronomi Tiongkok Kuno mempunyai beberapa keunikan yang berbeda dengan ilmu perintangan lainnya! seperti yang dikutip dibawah ini!
Ciri Khas Ilmu Perbintangan Tiongkok Kuno
Ilmu perbintangan Tiongkok kuno memiliki beberapa ciri khas seperti di bawah
ini:
1. Susunan almanak telah mendorong seluruh perkembangan ilmu perbintangan Tiongkok.
Pada zaman Tiongkok kuno, mengeluarkan susunan almanak adalah salah satu lambang kekuasaan kaisar, maka pergantian dinasti kadang-kadang juga mengganti nama tahun, mengganti almanak. Sejak dinasti Qin (221-207 SM) dan dinasti Han (206 SM-220 M), kira-kira sudah lebih dari 100 macam almanak.
Orang dahulu percaya bahwa fenomena alam sebagai petunjuk nasib dan kekuatan negara, maka mementingkan peredaran matahari dan bulan, memperhitungkan gerhana matahari dan gerhana bulan, timbul dan tenggelamnya 5 besar planet (air, emas, api, kayu, tanah ), penentuan panjang-pendeknya tiap-tiap musim, fenomena bintang selatan dan tengah pada tiap bulan, pencatatan penentuan baca serta penjelasannya terhadap bermacam-macam gejala astronomi yang tidak normal, adalah menggunakan susunan almanak Tiongkok kuno sebagai susunan almanak
astronomi.
Orang zaman dahulu juga sangat mempercayai ramalan astrologi, menganggap makmur atau merosotnya negara dan kondisi nasib orang yang memiliki kekuasaan kaisar, juga bisa diramal dijelaskan melalui gejala astronomi yang tidak normal, sehingga ilmu pengetahuan astronomi sering digolongkan sebagai rahasia negara.
2. Berdasarkan metode aljabar sebagai metode perhitungan dasar untuk pengolahan data astronomi, berbeda dengan metode geometri Barat.
3. Orang dahulu berpendapat, Pan Gu menciptakan langit dan bumi sebagai asal mula alam semesta (atau disebut langit dan bumi). Dan juga berpendapat bahwa langit dan bumi semuanya bergerak di lapisan kulit bumi.
4. Berdasarkan makna tertentu membagi wilayah langit dan memberi nama bintang tetap.
Seperti: 28 konstelasi bintang: Chen shing (Merkuri), Tai bai (Venus), Ying huo (Mars), Xue xing (Yupiter), Shing (Saturnus).

Selain itu, pada zaman Tiongkok kuno juga menggunakan pembagian lingkaran dengan 365 ¼ derajat, sedangkan yang dipakai secara umum dunia Barat adalah sistem lingkaran 360 derajat.
Peralatan astronomi Tiongkok kuno rata-rata dengan sistem koordinat garis katulistiwa menetapkan posisi bintang tetap, sedangkan dunia Barat dengan sistem jalan matahari.
Pandangan Tiongkok kuno tentang jumlah bintang tetap di seluruh langit, yang tepat adalah 1.464 bintang 283 guan dari temuan Cheng Zhuo. Dibagi jadi 3 tetap 28 xiu dan 31 wilayah di Barat ditetapkan sebanyak 1.022 bintang dari penemuan Ptolemy. Tradisi kalender kuno adalah gabungan dari Yin-Yang, telah medirikan 24 musim udara, berhubungan erat dengan pertanian.
Pandangan ilmu filsafat astrologi Tiongkok berdasarkan Yin-Yang , 5 elemen, reaksi langit dan manusia sebagi dasar.
Astronom Tiongkok kuno menekankan realitasnya, dengan tekun mengamati dan menguji catatan secara terperinci, terlebih lagi sangat menaruh perhatian terhadap munculnya gejala astronomis yang tidak biasa. Catatan tentang fenomena alam Tiongkok kuno merupakan yang paling padat dan paling sistematis di dunia pada waktu itu.
Sumber: Koran Era Baru, Edisi 6, Tahun 1