Salah satu jenis alien yang dilaporkan sering muncul dan menculik manusia adalah alien grey. Tubuhnya kecil dengan kulit berwarna keabu-abuan. Nampaknya merupakan suatu ras alien kelas pekerja atau ahli teknik. Ciri khas lainnya adalah bermata hitam besar. Spesies ini yang dikabarkan sering dijumpa manusia dan sering melakukan penculikan (alien abduction). Selain itu, tipe inilah yang dikabarkan jatuh di Roswell dan kini dikabarkan melakukan konspirasi dengan pihak militer AS secara rahasia.
Alien grey dalam studi ufologi merupakan ras neosaurian yang kecil, sangat subur dan cerdas. Grey dilaporkan bersifat sangat predator dan tidak peka terhadap manusia. Bahkan mereka dianggap memakan cairan manusia dengan menggosokkan ramuan protein pada tubuh mereka, yang kemudian terserap ke dalam kulit, dan seperti ular, hasil buangannya dikeluarkan kembali melalui kulit. Greys rata-rata memiliki tinggi antara 3,5 sampai 4,5 kaki (sekitar satu sampai satu setengah meter), dengan warna kulit berkisar antara putih keabuan sampai biru keabuan. Grey dianggap sangat licik dan walaupun mereka bertindak secara logika, bagi mereka adalah wajar untuk menggunakan bentuk -bentuk muslihat yang sangat ekstrim dalam mencapai tujuannya. Mereka merupakan obyek entitas alien yang paling sering diselidiki selama pertemuan-pertemuan dengan UFO.
Deskripsi ciri ciri fisik berikut ini berdasarkan hasil observasi berbagai pihak, pengalaman pribadi dan perkiraan:
1. Telinga yang tak terlihat
2. Hidung yang agak samar
3. Mulut yang sangat kecil
4. Mata yang sangat lebar, dengan pupil yang lebar dan terlihat gelap
5. Tengkorak kepala yang besar, yang tidak sebanding dengan badannya
6. Ukuran dewasanya kecil, kira-kira tingginya 3 kaki (90 cm).
7. Kulit putih atau abu-abu diselubungi penutup luar tubuh
8. Tidak terlihat adanya organ sexual. Reproduksi nyata, baik asexual maupun yang non-existent.
Dengan hidung dan telinga yang tak terlihat, mata dan tengkorak kepala besar, akan menunjukkan bahwa terdapat ketergantungan pada indera melalui kemampuan melihat, meraba, dan kekuatan mental ( dalam hal ini termasuk bakat untuk berkomunikasi menggunakan sebuah bentuk transfer pemikiran).
Fungsi-fungsi tubuh yang nyata, tidak bergantung pada pernapasan, sebagaimana terlihat pada tidak adanya hidung dan sebuah mulut yang terlihat sangat kecil. Atau jika tidak, terdapat sebuah bentuk pernapasan dinamis yang lain. Disamping itu, jika mereka membutuhkan udara untuk fungsi tertentu, maka mereka bisa menggunakan kulitnya untuk penyerapan.
Grey mungkin memiliki sebuah pengecualian umur panjang dan telah berkembang pada suatu titik dimana reproduksi seksual secara non-existent menurut perasaan yang diketahui manusia selama ini. Reproduksi biologi dapat dilakukan di luar dengan INVITRO VERTILIZATION atau kloning, sehingga mengurangi kebutuhan akan pertemuan secara fisik selama proses reproduksi.
Mata lebar dan gelap yang dimiliki greys mungkin disebabkan karena pengaruh area mereka di mana matahari di sana berada sangat jauh jika dibandingkan matahari kita, itulah sebabnya mereka membutuhkan kemampuan melihat yang lebih besar untuk bisa menangkap cahaya. Warna mata yang gelap mungkin sejenis kaca pelindung matahari (sunglass) buatan yang diperlukan ketika mereka melakukan operasi didaerah dengan radiasi yang terlihat.
Jarak dari sebuah matahari pusat akan menjadi bukti mengenai ukuran tubuh greys yang kecil, berkaitan dengan pertumbuhan tubuh manusia, sebagai makhluk yang berada dari sebuah pusat matahari akan menyebabkan pertumbuhan badan yang kurang besar jika mataharinya berada jauh dari planetnya dan jika planet tersebut sama dengan matahari dan bumi maka ukuran mereka akan sama dengan manusia. Mempunyai lubang mulut yang kecil sebagai bukti sedikitnya atau tidak sama sekali perlunya mengkonsumsi makanan melalui organ ini dan begitu juga dengan kebutuhan komunikasi yang normal. Kurangnya kebutuhan dari rongga mulut ini juga sebagai bukti mengapa tubuh mereka kecil. Perkembangan evolusi masa depan dari spesies ini mungkin termasuk penghilangan total organ mulut akibat kemampuan komunikasi secara telepati kelihatan menjadi sebuah bentuk superior.
Tuyul, makhluk kecil gundul kelabu Ada makhluk halus tak tampak mata. Dan bisa membuat orang menjadi kaya. Siapa pula dia, kalau bukan tuyul. Tuyul atau setan gundul (karena umumnya gundul) memang sejenis setan paling masyur dan akrab dengan masyarakat Jawa. Kemahsyuran tuyul mengalahkan puluhan jenis makhluk halus: wedhon, gendruwo, wewe, jrangkrong, blorong dan lain sebagainya, seperti dilaporkan B. Soelist dari Yogyakarta. Menurut kalangan tertentu yang mengaku pernah melihatnya, tuyul itu sebesar bocah berusia sekitar 3-4 tahun. Dia telanjang, ada lelaki ada perempuan. Katanya, warna kulitnya agak kelabu, kalau berjalan jlingkrik.
Koentjaraningrat dalam bukunya Kebudayaan Jawa, mengkategorikan tuyul sebagai roh-roh yang dianggap baik yang menuntut balas budi atas pertolongan dan keuntungan yang diberikan kepada manusia. (Koentjaraningrat, 1984: 339) Menurut informasi yang ada, bentuk tuyul seperti anak kecil dengan tinggi badan sekitar 50-60 cm. Tidak memiliki tulang dan kalau dipegang terasa lembek seperti lintah. Lebih tepat mirip seperti anak tikus dan berbau anyir (amis atau busuk). Kulitnya berwarna hijau tua semu hitam. Ada yang mengatakan bahwa sifatnya cengeng, belum dipukul (pura-pura dipukul) sudah menangis dan mudah mengaku siapa majikannya. Dari segi
kecerdasan, tuyul bisa dianggap bodoh, karena hanya memiliki kepandaian mencuri saja dan yang diajarkan oleh pemiliknya. Senangnya di tempat sepi dan suka bermain di tempat yang berair atau becek.Jika tuyul tersentuh manusia, maka dia akan tunduk (lemah), istilahnya kamanungsan. Pada umumnya muncul secara berpasangan. Kalau dia menempati rumah di mana penghuninya ada yang rajin beribadah, maka dia akan lemah, menurun aktivitasnya dan berkurang staminanya. Daya jelajahnya juga berkurang. Tuyul yang staminanya baik bisa beroperasi mencapai jarak 30 Km. Tuyul juga bisa melayang dan menghilang. Tuyul yang sering menampakkan diri dalam bentuk mendekati seperti anak kecil memiliki ciri khas tertentu. Bentuk telapak kakinya dengan ibu jari kaki mirip manusia, namun keempat jari lainnya dihubungkan dengan kulit tipis, mirip kaki bebek. Tumit belakangnya agak persegi.
Soal pakaian, tuyul kadang telanjang bulat tapi lebih sering digambarkan bercelana pendek. Menurut seorang pawang tuyul, pakaian yang dikenakan berwarna sama antara yang di atas dan yang di bawah. Warna merah dan hitam adalah warna pakaian yang paling disukai di kalangan tuyul. Tuyul tidak suka dengan cermin dan kulit durian serta rambut panjang yang sengaja diruwetkan. Sukanya cari majikan perempuan yang masih muda gemuk dan berpayudara besar agar bisa enak menyusu. Mainan yang disukai adalah yuyu (sejenis kepiting air tawar). Tuyul termasuk makhluk penurut. Selain suka mengambil uang (seperti yang diajarkan atau diminta oleh pemiliknya), tuyul suka mengambil mainan anak kecil. Tuyul umumnya berkepala gundul, namun ada yang berkuncir dan berkuncung. Menurut kepercayaan setempat, tuyul berkuncir adalah jenis yang paling tak disukai, karena suka rewel pada tuan pemiliknya (Sukarto, 1986:35). Satu ciri lagi, tuyul bermata tajam bulat mengkilat, mulutnya sedikit lancip, kepalanya pun sedikit besar cocok dengan perutnya yang buncit. Itu gambaran umum tuyul, dari kacamata kelompok orang yang mengaku memiliki daya linuwih. Lebih dari itu, makhluk halus ini konon gemar berdiam di tempat-tempat angker atau pohon-pohon besar dan tua, seperti beringin, randu alas, awar-awar, ketos, jangkang dan lain-lain. Dia itu me-mang jenis lelembut, namun berbeda sifat dengan kebanyakan lelembut lainnya yang gemar bergentayangan mengganggu orang. Tuyul justru sebaliknya, disenangi orang karena bisa diajak kerja sama mencari uang!
Jadi jenis lelembut bernama tuyul yang menurut bayangan awam menyeramkan ini, sesungguhnya tidak memiliki perangai jahat. Bentuknya yang begitu rupa, mungil malah menyemburatkan kesan lucu bagi yang tak takut. Kemasyhuran tuyul tervisual dalam wayang ataupun dongeng, dan komiknya pun laku keras di sekitar tahun 60-an. Bahkan sampai ada mingguan yang menyediakan ruang khusus berjudul “Jagading Lelembutan” (dunia makhluk halus).
Mungkin konsep seram dan lucu ditambah sanggup mendatangkan rezeki, inilah barangkali menjadikan tuyul begitu lengket dengan kehidupan masyarakat Jawa khususnya, Indonesia umumnya. Di Aceh dia disebut loce. Di mana saja makhluk halus ini selalu dikaitkan dengan suatu bentuk perewangan manusia pengumpul harta. Jadilah dia simbol kekayaan yang gaib. Sejak kapan masyarakat kita mengenal tuyul?
Tentunya ini sebuah fenomena menarik, paling tidak satu sisi dalam kebudayaan Jawa. Itulah sebabnya Clifford Geertz dalam bukunya Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa, terlihat kesulitan menempatkan tuyul dalam pengklasifikasian jagat makhluk halus yang dia garap. Tuyul oleh Clifford Geertz lalu dinilai sebagai makhluk halus yang cukup bersahabat. Lewat sumber informasinya, Geertz mencatat ada tiga orang di Mojokuto, Pare, Kediri, Jawa Timur, yang dianggap penduduk setempat memiliki tuyul. Para pemilik tuyul tersebut, tulis Geertz, setiap tahun harus mempersembahkan kurban. Kurban itu bisa dari keluarga atau teman terdekat, namun sudah menjadi perjanjian sebelumnya, kelak pemilik tuyul itu katanya, kalau mati akan mengalami sekarat yang luar biasa sakitnya.
Bahkan studi antropolog Barat ini pada subbab Kepercayaan Makhluk Halus, sempat menemukan jenis bangso alus mirip tuyul yang disebut mentek. Katanya, mentek itu sepupu tuyul. Tugasnya bukan mencuri uang, melainkan mencuri padi. Karena itu mentek gemar bergentayangan di ladang-ladang atau persawahan di saat panen tiba.
Studi tentang makhluk gaib ini sudah lama ada. Misalnya contoh yang agak klasik dari H.H. van Hien dalam bukunya De Javaansche Geestenvereld tahun 1906. Sarjana, ini memang betul-betul gandrung terhadap jagad bongso alus tanah Jawa. Sayang sekali, penelitiannya dalam buku legendaris itu, van Hien tetap belum mampu menjawab pertanyaan klasik, ada atau tidaknya tuyul secara alamiah. Namun paling tidak van Hien telah berhasil mengumpulkan tidak kurang dari 50 jenis makhluk halus
Jawa dalam berbagai rupa dan karakternya. Tuyul oleh van Hien dianggap sebagai anak makhluk halus yang khas Jawa. Lain halnya kalau soal tuyul ditanyakan kepada Drs. M.M. Sukarto K. Atmodjo. Arkeolog dan epigraf kenamaan ini pernah meneliti jagat makhluk halus Jawa. Menurutnya, sejak zaman prasejarah bangsa Indonesia sudah mengenal makhluk halus. Ada pun nama-nama makhluk halus yang sekarang ini ada, hanyalah perkembangan dari zaman sebelumnya. Jumlah dan keragamannya pun semakin lama semakin bertambah, namun jelas-jelas semua itu muncul akibat percampuran antara budaya Indonesia asli dan budaya pendatang. Berbagai data prasasti maupun filologi memperlihatkan hal itu.
Prasasti Pucangan dari zaman Raja Airlangga bertarikh 6 November 1041 M misalnya, menyebutkan makhluk halus bernama hanitu (makhluk jahat musuh manusia) yang sekarang berubah menjadi hantu.
“Cukup banyak prasasti Jawa kuno menyebut nama-nama makhluk halus, tapi kata tuyul rasanya belum pernah kami temukan,” kata Sukarto. Jadi, tuyul itu dari bahasa Jawa baru dari perkataan takhayul akhirnya menjadi tuyul. “Dus tuyul itu takhayul,” tegas epigraf itu. Betulkah tuyul itu ada? Atau tuyul itu cuma semacam kepercayaan yang muncul akibat kompensasi budaya saja? Persoalan ini pernah diseminarkan Yayasan Parapsikolog Semesta (YPS) cabang Semarang tanggal 24 Oktober 1985. Termasuk sejarahwan Onghokham bicara dalam seminar itu, di samping kalangan paranormal lainnya.
Ada kesimpulan seminar? Ada tidaknya alam nonfisik, tetap belum dapat dibuktikan secara alamiah. Malah dengan tegas Onghokham menyatakan skeptis, karena memang tak bisa dibuktikan secara otentik berdasar ilmu sejarah. Lain lagi kalau menurut Kolonel (purn.) Notowiyadi sebagai penanggap pembicara. Tuyul itu memang ada betul. Katanya, makhluk kecil ini berasal dari anak manusia yang tak jadi, akibat abortus atau sebab lain. “Kecuali jika janin-janin tadi dirawat baik dengan selamatan, dia tak akan jadi tuyul,” ujarnya saat itu sebagaimana dikutip berbagai media massa.
Menarik sekali mengutip pendapat Rauf Winata Kusuma, tuyul katanya makhluk gaib yang mengandung pertikel Fa (zat besi). Karena itu menurut paranormal ini, makanan
tuyul berupa bekas buangan besi atau logam lain yang berkarat. Memang makhluk tak kasat mata ini tercipta sebagai “bakteri penghancur”, untuk mengeroposkan besi di dunia agar unsur-unsur murni Fe dapat masuk ke dalam perut bumi dan bersatu dengan tanah, untuk didaur ulang manusia, “Jadi,” kata Rauf, “Kalau ada tuyul mau mencuri uang, itu hanya akses sampingan oknum tuyul tertentu yang mau disuap manusia.” (Kedaulatan Rakyat, 26 Oktober 1985).
Fenomena tuyul memang tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Namun fenomena ini diyakini ada oleh kebanyakan masyarakat Jawa. Yang unik, sosok yang digambarkan tentang tuyul ini boleh dibilang cukup mirip dengan gambaran tentang alien grey. Makhluk dengan kepala gundul, badannya kecil (seperti anak kecil), berwarna keabu-abuan, kadang nampak tidak berpakaian, mampu melayang di udara dan bisa juga diajak kerja sama dengan manusia. (Lts)