Jumlah warga keturunan Yahudi di Indonesia diperkirakan mencapai 3.000 orang saat Perang Dunia II pada 1940-1945 dari total jumlah penduduk Indonesia sekitar 68 juta orang. Kini, jumlah warga Yahudi di Indonesia diperkirakan mencapai 20 orang dari total sekitar 230 juta penduduk Indonesia.
Hal tersebut terungkap dalam penelitian mengenai kesengsaraan warga Yahudi Indonesia saat penjajahan Jepang yang terungkap dalam konvensi tahunan mengenai studi Asia di Universitas Haifa, Selasa (27/4).
Menurut Profesor Rotem Kovner, populasi warga Yahudi di Indonesia menjelang penjajahan Jepang terbagi menjadi Yahudi yang memiliki garis darah dari Eropa dan Yahudi yang keturunan Irak. Ketika Jepang menjajah Indonesia, warga Yahudi keturunan Eropa ditempatkan di kamp konsentrasi bersama seluruh warga Eropa lainnya.
Sementara, warga Yahudi keturunan Irak tetap bebas, begitu juga dengan beberapa warga Yahudi keturunan negara-negara netral dan negara-negara yang bersekutu dengan Jepang.
Pada pertengahan 1943, keadaan berubah. Krisis ekonomi pecah di Indonesia. "Pemerintah Jepang yang ingin meredam warga lokal mulai menebar janji-janji kemerdekaan dan mulai mencari kambing hitam," ujar Kovner. "Meski populasi Yahudi sedikit, mereka jadi kambing hitam."
Sejak itu, propaganda anti-Yahudi mulai menyebar di Indonesia. Yahudi Indonesia disalahkan sebagai penyebab krisis ekonomi.
Menurut Dr Ran Shauli, jika di negara-negara jajahan lain Jepang mengeksekusi warga Cina dan warga minoritas lain, di Indonesia tidak ada warga etnis lain yang dieksekusi selain warga Yahudi.
[tempointeraktif]