Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan kerja sama dengan sejumlah perusahaan raksasa komputer, termasuk Microsoft dan Google, dalam memerangi terorisme melalui internet.
Menurut keterangan Pusat Media PBB di New York, kerja sama itu terutama akan mencoba menguak modus operandi yang dilakukan para teroris, termasuk soal perekrutan anggota teroris, proses pelaksanaan aksi kejahatan, dan usaha-usaha yang mereka lakukan untuk menggalang dana.Saat ini Kelompok Kerja PBB tentang Penanganan terhadap Penggunaan Internet bagi Tujuan Terorisme (CTITF) sedang melakukan pembicaraan dengan Cisco, Symantec dan perusahaan lainnya di Seattle, AS, untuk membahas masalah teknis.
"Ada kejahatan tingkat tinggi menyangkut internet dan kami perlu merangkul sektor swasta, mitra penting dalam membuat langkah ke depan," kata salah satu ketua kelompok kerja itu, Richard Barrett, seperti dikutip Pusat Media PBB.
Pertemuan di Seattle yang akan berlangsung hingga Selasa (23/2) itu dilakukan setelah pertemuan serupa di Berlin, Jerman, bulan lalu.
Saat bertemu di Berlin, para peserta melakukan pengkajian hukum yang berlaku saat ini menyangkut serangan langsung terhadap jaringan dan sistem komputer.
Menurut Baret, belum disepakatinya definisi paling cocok atau tepat soal terorisme, masih menjadi kesulitan tersendiri dalam diskusi tentang kerangka hukum yang perlu dibentuk guna dapat mencegah atau membatasi ruang gerak teroris dalam menggunakan internet.
Namun,pembatasan itu juga mengundang kekhawatiran tentang kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap kebebasan berpendapat maupun hak asasi manusia, kata Barrett.
Menurut Kepala Gugus Tugas CTITF, Jean-Paul Laborde, saat ini PBB merupakan satu-satunya organisasi internasional yang mengkaji kaitan antara internet dan terorisme.