Jose Mourinho |
Yang pertama, Mourinho menginstruksikan para pemainnya untuk memotong penguasaan bola Barcelona sebab "El Barca" sangat mengandalkan penguasaan bola dan gerak yang cepat serta kreatif.
Dia menekankan, perebutan bola harus lebih ditekankan ketika Barcelona memasuki sepertiga pertahanan Inter Milan. Jika gagal, itu akan sangat berbahaya.
Itu terjadi saat Maxwell lepas dan menusuk sepertiga pertahanan Inter. Dia kemudian mampu masuk ke kotak penalti dan memberi assist manis kepada Pedro Rodriguez. Inter pun kebobolan dan tertinggal 0-1. Beruntung, Inter mampu membalikkan keadaan dan akhirnya menang 3-1.
"Kami bermain sangat-sangat bagus. Saya benar-benar menyesal karena kemasukan satu gol. Kami mempelajari Barcelona dengan sangat hati-hati dan tahu apa yang tak boleh kami lakukan. Sekali melakukan itu, yakni membiarkan Barcelona menguasai bola di sepertiga pertahanan kami, kami bisa terhukum," kata Mourinho.
Rahasia kedua Mourinho ada di bek sayap mereka. Kapten Javier Zanetti kembali ditempatkan di sisi kiri meski dia sebelumnya spesialisasi pemain kanan. Adapun di kanan tetap mengandalkan Douglas Maicon yang sangat agresif.
Strategi itu sukses. Kedua bek sayap itu mampu mematikan Lionel Messi manakala dia beroperasi di kanan atau kiri. Beberapa kali Zanetti menghentikan Messi, demikian juga Maicon.
Tak hanya itu, Maicon diberi kebebasan bermain. Dia tak hanya menyusur di sisi kanan seperti biasanya, tetapi juga sering merangsek ke tengah. Ini untuk memberi tekanan kepada Barcelona meski Inter memasang tiga penyerang (Samuel Eto'o, Diego Milito, dan Goran Pandev).
Terbukti, Maicon selalu merepotkan pertahanan Barcelona. Bahkan, dia akhirnya mampu mencetak gol kedua Inter Milan sebelum akhirnya ditarik keluar karena cedera.
Serangan balik yang rapi tampaknya juga tetap diandalkan Mourinho. Dia menekankan pertahanan lebih dulu baru melancarkan serangan-serangan balik yang cepat. Strategi seperti ini kemungkinan dipakai kembali pada leg kedua, pekan depan.
Sumber - Wartakota