Ilmuwan Teliti Monster Loch Ness


Benarkah di danau di Skotlandia ada monster yang disebut dengan Loch Ness? Fenomena ini tidak dianggap main-main dan sebuah tim ilmuwan yang dipimpin ilmuwan Swedia Jan Sundberg berusaha mengungkap misteri ini. Monster Loch Ness, Skotlandia, tampaknya memiliki kerabat di Norwegia. Peneliti lautan Norwegia, Aud Vold Soldal menyatakan pada kantor berita NTB bahwa ia merekam suara misterius mirip suara ikan paus di Danau Seljord, Norwegia, sehingga mendukung legenda, danau itu benar dihuni monster.” Rupanya suara itu dari mahluk hidup, dilihat frekuensi dan strukturnya.” katanya. “Saya tidak tahu dari mana asalnya,” tambahnya. Rekaman itu ditelaah oleh sejumlah ahli Norwegia, Swedia dan Inggris. Para ahli menduga suara itu dari mamalia laut seperti ikan paus, anjing laut atau singa laut. Mahluk yang dijuluki “Selma” itu, diduga kerabat dari monster Loch Ness yang diduga bermukim dalam danau Skotlandia.

Sebuah bukti baru tentang keberadaan ‘Nessie’, monster yang disebut-sebut menghuni danau Loch Ness di Skotlandia, Inggris, diperoleh dari sebuah foto yang berhasil direkam belum lama ini. Alex Crosbie, 77, yang telah bertahun-tahun ‘memburu’ monster itu berhasil mendapatkan gambar yang dianggap sebagai ‘yang terjelas’ tentang makhluk itu sepanjang sejarah. Dalam foto itu tampak sebentuk ‘leher panjang’ dari sesosok makhluk muncul dari permukaan danau yang kelilingnya bisa mencapai sekitar 40 km itu. “Ini bukti terbaik sepanjang sejarah,” kata Crosbie. Crosbie sendiri mengaku sudah sejak 1964 lalu telah beberapa kali melihat monster yang jadi legenda itu. “Mulutnya besar, rupanya buruk dengan gigi-giginya yang besar. Lehernya saja sepanjang 120 meter, terbagi dalam lima tingkatan,” ungkapnya.

Beberapa tahun lalu, sekitar bulan atau Februari 1997, seorang perwira penjaga pantai mengira menemukan sarang makhluk raksasa legendaris Loch Ness. George Edwards (45) menemukan gua dengan lebar sembilan meter di dasar teluk Skotlandia lewat deteksi suara. “Saya kebetulan menemukan lubang itu suatu hari pada saat sedang menyeberangi Teluk Urquart, ketika melakukan latihan,” katanya. “Sonar saya tiba-tiba mencatat penurunan ekstra 30 kaki pada kedalaman hingga 826 kaki (248 meter). Ini tampaknya lebih dalam dari bagian lain di teluk itu.” Menurut Edwards gua itu mungkin terobosan baru dalam mencari mahluk raksasa Nessie yang diduga hidup di teluk sepanjang 37 km itu.

Jan Sundberg, dari Global Underwater Search Team, mengatakan, operasi perburuan yang dinamakan Operation Clean Sweep akan di mulai di danau tersebut 20 Maret 2001. Sundberg yakin anggota timnya yang berjumlah empat orang akan berhasil mendapatkan makhluk bertubuh besar yang hidup di danau Ness.

Mereka akan menaruh perangkap berbentuk tabung sepanjang enam meter-terbuat dari bahan besi dan jaring nilon-ini akan diturunkan ke dasar Danau Seljord. Ia menambahkan, bila hal itu terjadi, seorang ilmuwan dari universitas di Inggeris akan membantu untuk mengambil contoh DNA sebelum binatang itu nantinya dilepas kembali ke perairan.

Tim itu juga akan menggunakan peralatan baru pendeteksi suara yang mampu menangkap gambar tiga dimensi di dasar danau, selama proyek yang dijadwalkan berlangsung dua minggu itu. Selain itu juga akan ditempatkan sebuah kamera yang mampu memotret semua benda besar yang bergerak di bawah permukaan air di danau itu.

Sundberg mengatakan: “Legenda Loch Ness memiliki sejarah yang cukup lama, jadi sangat masuk akal bila ada sesuatu di sana. Saya sangat yakin kami akan dapat menemukan sesuatu bila memang ada di bawah sana, katakanlah seekor atau sekelompok binatang. Bila memang ada, mereka menanyakan apakah ada perkumpulan, agar mereka dapat bergabung,” kata Kathy Campbell, pendirinya. Sekarang, tambahnya, beberapa proyek, pameran dan persekutuan sudah dibentuk di dekat Loch Ness dan di beberapa tempat di seluruh dunia, tetapi tidak ada organisasi payungnya. Kathy dan suaminya, Gary memutuskan untuk bertindak setelah melihat sesuatu bersembunyi di danau Loch tersebut pada awal tahun ini.

Di Cina dan Kanada
Monster Loch Ness ternyata tidak hanya berada di Skotlandia. Di Cina memang terkenal memiliki legenda atau mitos tentang naga yang bisa terbang dan berasal dari dalam laut. Kantor berita resmi Xinhua pada tahun 1999 pernah menyatakan ada monster Loch Ness versi Cina, selebar dua meter dan panjang 90 meter, telah menghantui orang yang sedang libur. Orang melihat makhluk yang bersarang di dasar Danau Songhua, di Propinsi Jilin timur laut itu, sudah sejak tahun 1950-an. Toh, menurut sejumlah saksi, makhluk itu lebih sering menampakkan diri pada musim panas ini. Seorang pedagang pakaian renang lokal menyatakan, telah melihat monster itu delapan kali sejak pertengahan Juli. Ia melukiskannya, berkulit hitam dan memiliki panjang antara 80 sampai 90 meter. Ia mengambil beberapa foto, saat makhluk itu mengapung beberapa menit tanggal 19 Agustus, tetapi gambarnya kabur, karena jaraknya sangat jauh.

Selain itu, seekor binatang besar mirip ular piton raksasa tampak di tempat penampungan air di Propinsi Henan Cina. Kantor berita China News Service cabang Hongkong sekitar bulan Mei 1997 lalu pernah menyatakan ada pekerja di waduk Miyang yang melaporkan melihat makhluk yang disebut “monster air”, lebih kurang 10 kali sejak muncul pertama tahun 1985. Monster itu dilukiskan mirip dengan ular piton raksasa, memiliki dua tanduk pendek, dua kaki depan bercakar dan mata biru sebesar telur ayam. Karena dalam waduk, nelayan makin sulit menemukan ikan dan jaringnya sering rusak. Penguasa setempat belum menentukan jenisnya, tetapi binatang mirip Loch-Ness, pernah tampak di danau Cina timur laut.

Selain di Cina, di danau Okanagan, Kanada Barat, juga dikabarkan ada makhluk serupa yang disebut sebagai Ogopogo. Bahkan jika ada yang bisa membuktikan keberadaan makhluk itu, ada hadiah sebesar dua juta dollar Kanada dari Kamar Dagang Kanada. Ogopogo digambarkan seperti halnya makhluk Loch Ness di sebuah danau di Skotlandia. Namun, baik Ogopogo maupun Loch Ness belum ada satu bukti pun yang menguatkan keberadaannya selain cerita mitosnya. Kita nantikan saja hasil penelitian para ilmuwan