Ketika Erin John lahir dengan bobot hanya sekitar 1 pon, kedua orangtuanya sudah siap menerima kemungkinan terburuk. Erin dan saudara kembarnya terpaksa lahir secara prematur demi menyelamatkan ibunya, Kylee John (26), yang terancam kondisinya akibat komplikasi kehamilan.
Para dokter pesimistis kalau pasangan kembar ini akan mampu bertahan hidup. Namun, Tuhan berkehendak lain. Keajaiban itu mulai datang ketika Erin mengirim sebuah isyarat aneh kepada ibunya. Erin menggerakkan tangannya yang mungil dan mendekap jari ibunya dan memegangnya untuk beberapa saat.
“Sungguh momen itu begitu luar biasa. Suami saya, Steven, sempat merekamnya lewat kamera. Dia (Erin) tampak kuat ketika memegang jari saya, dan saya merasa ia mengatakan ‘jangan biarkan saya pergi’,” ungkap Kylee.
Kylee dinyatakan positif hamil pada Juli 2008. Namun memasuki usia kehamilan 23 minggu, dokter memvonisnya menderita preeklampsia. Kondisi Kylee pun semakin memburuk. Kylee harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami penyakit serius yang disebut Hellp Syndrome, di mana organ-organ tubuhnya mulai tidak berfungsi.
“Saya tak yakin apakah saya bisa selamat. Oleh karena itu, walau hamilan saya baru 24 minggu, dokter memutuskan untuk melahirkan anak kembar ini demi menyelamatkan nyawa saya,” kata Kylee.
Erin pun akhirnya lahir ke dunia dengan berat hanya sekitar 450 gram. Kelahirannya diikuti adik kembarnya bernama Sian yang berbobot hanya 280 gram.
“Ketika saya mulai pulih, saya hanya pasrah melihat anak kembar ini dan tak percaya begitu kecil tubuh mereka berdua. Kulit mereka juga benar-benar bening, tak kelihatan seperti bayi sama sekali. Dokter mengatakan sejak awal kalau Sian tidak akan bertahan hidup karena dia tubuhnya terlalu kecil. Namun, mereka pun tak dapat memastikan apakah Erin akan selamat karena tubuhnya pun sama-sama kecil,” terang Kylee.
Ketika memasuki usia enam hari, kedua anak kembar ini pun dibaptis karena dokter memberikan pandangan bahwa harapan hidup keduanya hampir tidak ada. Namun anehnya, ternyata kedua bayi prematur itu sanggup bertahan.
Bahkan, dua hari kemudian, Erin memberikan suatu sinyal pertanda bahwa ia akan mampu bertahan. Jari mungilnya yang berukuran milimeter itu memegang jari ibunya dan sempat mencengkeramnya untuk beberapa saat.
“Ini benar-benar memberi kami harapan. Kami tak berpikir Sian akan mampu bertahan, tetapi ketika Erin menyentuh jari saya rasanya kuat, seperti mengatakan kepada kami bahwa ia akan baik-baik saja,” tutur Kylee lagi.
Erin pun ternyata mampu bertahan. Dokter memutuskan untuk melakukan operasi saat memasuki usia enam minggu untuk membuat sebuah saluran pada jantungnya. Operasi ini penting bagi Erin untuk mempertahankan fungsi pembuluh darahnya secara keseluruhan.
Ketika anak kembar ini memasuki usia dua bulan, Erin pun tampak semakin kuat. Namun, hal yang sama tak menimpa Sian. Saudara kembarnya itu tak bisa tertolong lagi karena bobot tubuhnya sangat kecil dan hanya mengandalkan mesin untuk menopang fungsi vital pada tubuhnya.
“Dokter menyatakan hanya mesin yang dapat membuat Sian bertahan hidup dan tak ada lagi yang bisa dilakukan untuk menyelamatkannya. Sian pergi selamanya ketika kami tengah berada di sampingnya,” ujar Kylee.
Sementara itu, Erin semakin menunjukkan kemajuan. Tubuhnya semakin kuat dan ia mampu melawati masa kritis. Ia bahkan menjalani operasi laser mata pada April tahun lalu untuk mencegah kebutaan, karena rupanya ketika dilahirkan pembuluh darah pada mata Erin tak berkembang sempurna.
Pada November tahun lalu, atau 11 bulan setelah ia dilahirkan, Erin akhirnya diizinkan pulang ke rumah meski ia secara rutin harus menjalani fisioterapi untuk membantu perkembangan otot-ototnya. Saat ini, Erin sudah bisa duduk dan mulai belajar untuk berdiri.
Kylee mengaku bagitu bangga dengan ketangguhan buah hatinya. “Dia adalah salah satu bayi prematur terkecil yang berhasil bertahan hidup di Inggris. Ia harus melewati perjuangan yang hebat untuk tetap bertahan. Namun, ia sudah bisa melewati itu semua. Dia mungkin kecil, tetapi ia benar-benar seorang petarung,” ujarnya. (Kompas.com)