Iran: Kami Akan Potong Kaki Israel Jika Serang Syiria


DAMASKUS (Berita SuaraMedia) – Iran akan “memotong kaki Israel” jika Israel menyerang Damaskus, kata Wakil Presiden Iran Mohammad Rida Rahimi pada hari Jumat. Ucapan tersebut dilontarkan pada akhir kunjungan dua hari ke sekutu regional Iran, Syiria. Kelompok Hizbullah juga mengatakan bahwa pihaknya bisa melakukan serangan lebih dalam ke Israel jika pecah perang.
“Kami akan berada di samping Syiria dalam menghadapi ancaman (Israel),” kata Rahimi dalam sebuah konferensi pers gabungan dengan Perdana Menteri Syiria, Mohammad Naji Otri.
“Jika orang-orang yang menjajah tanah Palestina coba-coba melakukan apa pun, kami akan memotong kaki mereka,” kata Rahimi, merujuk pada Israel.
Rahimi menyebut Syiria “negara kuat yang siap menghadapi ancaman dari mana pun.” Ia juga berjanji bahwa Teheran akan mendukung Syiria dengan segala daya dan upaya.
Sementara itu, pemimpin Hizbullah mengatakan bahwa kelompok tersebut dapat menyerang infrastruktur yang terletak di dalam “wilayah” Israel jika terjadi perang baru. Namun, dalam pernyataan yang disampaikan hari Jumat, ia menolak membenarkan apakah Hizbullah memiliki peluru kendali Scud jarak jauh.
Peluru kendali tersebut menjadi pusat ketegangan baru di kawasan Timur Tengah saat awal bulan April lalu Israel menuding Syiria mengirimkan Scud kepada Hizbullah. Menurut klaim Israel, peluru kendali tersebut memiliki jarak tempuh yang lebih jauh dan dapat memuat hulu ledak berukuran lebih besar dibandingkan roket-doket yang ditembakkan Hizbullah sebelumnya.
Pemimpin Hizbullah Sheikh Hassan Nasrallah mengisyaratkan bahwa rincian persenjataan kelompok tersebut dirahasiakan.
Pada hari Kamis, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton memperingatkan Presiden Bashar al-Assad mengenai risiko perang regional jika ia mengirmkan peluru kendali Scud kepada Hizbullah.
“Presiden Assad membuat keputusan yang bisa berarti perang atau damai di kawasan (Timur Tengah),” kata Clinton memperingatkan.
Awal bulan April, Presiden Israel Shimon Peres mengklaim bahwa Syiria menyuplai peluru kendali Scud untuk Hizbullah.
Syiria membantah tudingan tersebut.
Pertengahan April lalu, para pejabat Syiria membantah kabar yang beredar awal bulan April yang menyebutkan bahwa Damaskus mengirimkan peluru kendali Scud kepada kelompok Hizbullah yang berbasis di Libanon.
Kedutaan besar Syiria di Washington membantah tudingan itu dan menyebut bahwa hal itu hanya upaya Israel untuk mengalihkan perhatian dunia dari isu pembangunan pemukiman ilegal Israel, penjajahan Israel terhadap tanah Arab, senjata nuklir Israel dan persenjataan AS yang terus dikirimkan pada Israel.
Departemen Luar Negeri AS pada tanggal 14 April mengatakan bahwa jika benar ada transfer rudal Scud dari Syiria ke Hizbullah, maka hal itu akan membahayakan Libanon.
“Jika hal semacam itu dilakukan, dan kami terus menganalisis isu ini, maka jelas bahwa hal itu menempatkan Libanon dalam bahaya besar,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri, P.J. Crowley, kepada para wartawan.
“Kami sudah menyampaikan kekhawatiran besar kami mengenai senjata yang dapat merusak stabilitas kawasan (Timur Tengah),” kata juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs.
“Jelas, kami amat khawatir dengan persenjataan canggih yang diduga telah dikirimkan,” tambah Gibbs.
Hizbullah, yang didukung Syiria dan Iran, terlibat perang selama satu bulan melawan Israel pada tahun 2006. Kala itu, Hizbullah menembakkan lebih dari 4.000 roket ke Israel.
Israel memperkirakan bahwa sejak saat itu Hizbullah menimbun lebih dari 40.000 roket, sebagian di antaranya dapat menjangkai pusat-pusat populasi besar Israel. Israel juga memperingatkan bahwa pihaknya siap menghadapi serangan dari Hizbullah.
Sejak konflik tersebut, Nasrallah mengatakan bahwa Hizbullah menyimpan lebih dari 30.000 roket dan dapat menyerang titik mana pun di Israel. Klaim tersebut cocok dengan perkiraan intelijen Israel.
Meski mengadakan gencatan senjata dengan Israel pada 1949, secara teknis Israel masih dalam keadaan perang dengan Syiria, salah satu negara yang turut berperang melawan Israel pada perang Arab – Israel tahun 1948. (dn/ay/sm) www.suaramedia.com